Saifa Abidillah
Perempuan
Pulau
Di
tanah pulau, udara yang kami dekati
seperti
hanya udara biasa,
tak
juga istimewa atau membuat lega
sedang
perempuan-perempuan
yang
menyambut kami
dengan
tangan terbuka
mengajak
kami bermalam
bertukar
cerita, dari asal kata
Gili
dan Eyang,
dari
matinya ikan raksasa,
mitologi
kiai Sumatera,
ke
kayu sandaran para pertapa
juga
dongeng, tentang
batu-batu
musik
yang
tersimpan di gua air,
ular-ular
penunggu gua taman
di
bawah laut
dan
kehebatan Sakera ketika itu.
Gili-Eyang,
sebuah pulau
yang
mulanya tak berpenghuni
tempat
orang-orang gila buangan,
orang-orang
diberangkatkan
ke
Garugut
di
mana laut, di mana maut
merapat
ke tanah pulau,
mendekati
setiap orang
lebih
tidak santun dari pantun
dari
mulut orang-orang Gili
yang
gila dan terjaga
menghadapi
dunia, dengan mantra
dan
rapal doa
Romben-Kutub,
2015
Saifa Abidillah
Perempuan Dekat Candi
Gerimis
tengah jatuh di stupa
di
sila para pertapa
di
antara kita yang terjaga
dan
tak bicara
orang-orang
terdiam
seperti
hujan yang tertahan
di
patung Buddha
ditapa
Bikkhu yang bisu
dalam
udara
dan
upacara suci
di
tengah-tengah kita
yang
khidmat
menuntun
duka dan bahagia
pada
hidup,
pada
nasib yang raib,
di
dalam samadi
gerimis
tengah jatuh di stupa
di
sila para pertapa
di
antara kita yang terjaga
dan
tak bicara
hanya
menunggu subuh jatuh
lampion
dinyalakan
mantra-mantra
dinaikkan
dan
kita akan berpisah disitu
Kutub, 2015
Saifa Abidillah, Lahir di Romben Rana 07 Februari 1992. Memasuki Fakultas Ushuluddin Studi Agama dan Pemikiran
Islam, UIN Sunan Kalijaga,
Tulisan-tulisannya pernah dipublikasikan di media nasional , turut serta dalam
beberapa antologi bersama nasional.