Markhatul Hamidah
Ada Mereka di Sana
Seikat
rambut ikal nan elok mencolok
Kebaya
berenda merah jambu nan ayu mendayu
Tak
pernah ku lihat padam air muka dirimu
Selalu
ada rembulan yang terlukis di putih kanvas rindu
Lembut
nuranimu getarkan dawai kesahajaan
Sulaman
kata yang kau ucap menjadi panutan kawan
Santun
perilaku lumatkan brutalnya kelakuan
Inilah
yang selalu kau sematkan dalam sanubarimu
Bakti
pada sosok pelita yang didamba
Ibu,
sang tokoh utama di ribuan langkah pengembaraan
Bakti
pada pria yang tak tanggung berikrar perjuangan
Bapak,
pejuang ulung di tukikan jurang bercahaya remang
Wahai
perempuan yang tak pernah berkeluh dalam peliknya keadaan
Wahai
perempuan yang tak pernah goyah dalam pendirian
Wahai
perempuan yang tak pernah gentar melawan kelalaian
Wahai
perempuan yang tak luntur akan kentalnya kebudayaan
Sunguh
ku terkagum dalam luas perangai manismu
Tangerang
Selatan, 26 Maret 2015
Markhatul Hamidah
Lentera dalam Muram
Di
antara onggokan jahiliyah jiwa raga
Masih
adakah permata yang memancar kilaunya?
Di
sudut kotak yang gulita tanpa cahaya
Masih
adakah secercah asa yang meneranginya?
Bila
kau telisik di ujung kota
Dapati
mereka menggali bongkahan cinta menggapai surga
Bila
kau intai di balik tembok yang tak lagi mampu menyangga bata
Masihkah
kau tak tau siapa mereka?
Masihkah
mata hatimu tertutup mendung di cerahnya surya?
Mulaikah
hatimu bertanya-tanya?
Kau
tahu?
Mereka
adalah perempuan-perempuan perkasa yang hidup dalam gubuk renta
Yang
kadang adanya di pandang sebelah mata
Namun
teladan melekat dalam dirinya
Dia
penerang muramnya peradaban semesta
Tangerang
Selatan, 27 Maret 2015
Markhatul Hamidah,lahir
di Klaten, 3 Januari 1997, perempuan
penyair ini tinggal di Tangerang Selatan Banten.