Devi
Yulianti Wafiah
Ia Perempuan
Ia buah karya terindah sang pencipta
Lembut sifatnya
Percauya perisainya
Cinta kasih itulah dirinya
Ia buah karya terindah sang pencipta
Lembut sifatnya
Percauya perisainya
Cinta kasih itulah dirinya
Nyanyian
suaramu lembut nan merdu
Alagkah indah untuk membaca ayat suci tuhanmu
Atau meredajan tangis bayimu
Biarlah, biarkan bidadari surge cemburu padamu
Alagkah indah untuk membaca ayat suci tuhanmu
Atau meredajan tangis bayimu
Biarlah, biarkan bidadari surge cemburu padamu
Namun,
mengapa hanya ada secuil kebahagiaan
Saat respon masyarakat tak lagi datang
Saat penghormatan mulai mongering
Dan sanksi social mengendus nelangsa tak berakhir
Saat respon masyarakat tak lagi datang
Saat penghormatan mulai mongering
Dan sanksi social mengendus nelangsa tak berakhir
Dalam
pelabelan yang memuja sia sia
Mengais pilunya hati
Tergopoh dibilas sedu sedan tangis
Yang segera ingin dibasuh dengan senyum merona
Mengais pilunya hati
Tergopoh dibilas sedu sedan tangis
Yang segera ingin dibasuh dengan senyum merona
Mencoba
meluruskan hukum alam
Dalam sebuah masa yang mungkin menjelang
Menawarkan terang dibalik gelap
Memutus titik hityam yang memanjang
Dalam sebuah masa yang mungkin menjelang
Menawarkan terang dibalik gelap
Memutus titik hityam yang memanjang
Hai
perempuan
Berjalanlah menatap bumi
Dan wujudkan nyata diri
Tak hanya menepis getar ilusi
Mencegah luka robeknya nadi
Berjalanlah menatap bumi
Dan wujudkan nyata diri
Tak hanya menepis getar ilusi
Mencegah luka robeknya nadi
Bandung,
5 desember 2014
Devi Yulianti Wafiah lahir
di Majalengka 9 Juni 1995, penyair ini tinggal di Majalenga
Jawa Barat.