Anggi Putri



Anggi Putri
S R I

tatkala jaman beralih pada kemerlap lampu-lampu kota
ia hanya bersandar pada tembok yang membesarkannya
mengadu rengsa pun sendu hingga menganak-sungai airmata
mulai mentari bersua hingga terpaksa pamit menutup mata

tangannya tak henti menari di atas meja bundar yang terus melata
mengubah tanah liat menjadi gerabah siap pakai
tak peduli tahun telah berganti modern dan kecanggihan
merongrong paruparu negeri
ia adalah perempuan berotot kekar
menarik gerobak berisi tanah
dari sawah kala petang dan adzan dikumandangkan
setangkup senyum senantiasa terlantunkan
pada bilik kecil di tengah desa;
nyaman tentramkan jiwa
Surabaya, 7 Maret 2015



Anggi Putri

JELITA BERTOPI BAMBU

dari asa yang dipancangkan mentari
telapak tanpa alas kaki itu beranjak pergi
susuri jalanan nan sunyi
melangkah tanpa henti
sementara desa masih lelap dibuai mimpi
jelita-jelita bertopi bambu sigap sedia
mengairi jagung dan palawija di tepi pagi

dari pinggang bendang muasal peluhmu
terlantun puja tiap senja mendulang syahdu
hingga bulir-bulir padi menggembung dan berisi
bukti keuletan tandur sepanjang rentang hari
senyum itu lantas menari
diantara sulur dan rumput teki

sembari mencari kepingan harap
diantara rintik-rintik hujan
dalam kitab yang terpejam
ada mantra bersemayam;
dalam-dalam






Anggi Putri, perempuan penyair kelahiran Jombang, menulis puisi dan antologi, tinggal di Surabaya.