Arif Rahman Hakim



 Arif Rahman Hakim
Gadis tua penyatu benang

Gadis tua penyatu benang.
Menyulam rajutan tanpa jarum.
Pasrah akan batin di suratan takdir.
Mengukur kajian cinta yang terbang.
Di reruntuhan ketidak adilan.
Di tanah yang tandus.
Gadis tua penyatu benang.
Menatap pada dinding-dinding  kusam.
Tak menjawab, karna penguasa tak berkutik.
Diam, akan kepalsuan.
Tapi, mengiyakan pelanggan tempo hari.
Merusak benang-benang si gadis tua.
Mengurus kucing-kucing di atas panggung.
Gadis tua penyatu benang.
Menanggung bujukan becak-becak perombak.
Terseret pada ratapan sebuah misteri.
Terhenti akan tatapan hidup yang tertuang.
Tertuang, pada secangkir teh sang penguasa.
Gadis tua penyatu benang.
Mengganjal bangku-bangku si penguasa.
Mengipasi bergantian.
Seolah...gadis tua penyatu.
Penyatu,  cerita kolot sang penguasa.
Tapi.....penguasa bak amnesia.
Karna got-got sudah merindukannya.
Pariaman, 02 Februari 2015

26.Arif Rahman Hakim, memasuki fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, penyair ini tinggal di Padang