Alek Brawijaya
Kembang
Kemarin
Sepanjang
jalan pulang
Mata
memandang hamparan ilalang
Terbesit
hadirnya kelopak yang bermekaran di tempurung kepala
Terasa
rindu ketika membuka kembali lembaran yang tertumpuk jauh
Seperti
jatuh ke dalamnya, menggali bayang-bayang sendu
Semilir
angin berhembus sejuk dan berbisik pada lamunan
Bahwa
ada setangkai bunga yang menanti untuk dipetik
Seperti
waktu yang sudah usang
Saat
itu jemari kecil melambaikan semerbak harumnya
Seakan
menuliskan takdir bahwa kemarin adalah jalan bertemunya hari ini
Beranjak
dari jauh pun langkah mulai bergetar
Ketika
jalan yang belum disentuh oleh kerikil hitam yang pekat
Dan
pematang petang menyambut dengan cahaya jingga
Yang
menanti berlabuh pada dermaganya
Lalu
kaki ini bergegas untuk berjumpa
Menghirup
aroma indah dan bercengkrama sembari membelainya
Kaulah
kembang kemarin dan aku pulang untuk memetikmu.
Palembang,
Maret 2015
32.Alek
Brawijaya, lahir di Teluk Kijing Sumatera Selatan, 11 mei 1992.
Tulisannya pernah dimuat di Koran lokal dan beberapa media nasional, turut serta dalam beberapa
antologi bersama nasional.