Shonhaji



Shonhaji

NADIFA NUR LAILI
Malam itulah namanya
Kembang desa berparas cahaya
Gerak semampai cemburui langit
Hitam berasa gula dikata kulitnya
Manis senyumnya ow…la la la
Dikau punya rambut terurai ikal mayang
Menjadi tawanan pemuda enggan berkedip
Memang menggoda kerling lincah malam
Yang manula kan  gila
Apa lagi para jejaka
Pengaduan cinta setia membudayakan antri
Malam senantiasa melahirkan tawa
Begitu indah menyatu bibir, hidungmu
Tawamu melagu nada syahdu
Malam berkemampuan multi talenta
Simphoni orkestra hingga panggung demokrasi ia kuasai
Malam berkeinginan menjadi seorang terkenal
Legislatif, yudikatif dan eksekutif menjadi impian
Seisi kehijauan lestari pedesaan
Enggan melepas jelita malam
Bahkan ibu dan bapaknya tiada merestui
Meski dengan segala bujuk rayu
Malam memang dasar kepala batu
Berkemas dan berlalu

Malam berlari mengejar mimpi
Berbagai tawaran menjanjikan
Meski harga menjadi taruhan
Persetan harga diri janji malam dalam hati
Bunga desa layu tak lagi indah mewangi seperti dulu.

Catatan : lail (malam)
Candisari, 250315




Shonhaji
Jiwaku Bersamamu
Sebagian jiwaku menjumpaimu
Dalam sudut sudut rindang rupamu
Sebagian tetap kurahasiakan
Semerbak mewangi bunga desa
Sebagian terpendam balas dendam
Adakalanya terlunta lunta, menyusuri lembah angin
Sebagian memberikan pesona di kaki gunung
Membaur ke dalam partikel-partikel
Sebagian menguasai hatimu
Menyembelihnya, menelanjangimu
Sebagian lagi kita: aku dan kamu

Candisari, 250315


 Shonhaji ,  penyair ini tingal di Sedati, Sidoarjo Jawa Timur.