Osratus
Sesendok Protes Buat Perempuan Penohok sagu
“
Istirahat dulu, ibu.
Minum
dulu
obat
malaria dengan sesendok protes
yang
kami ambil
dari
(dalam) perut noken
kehilangan
persediaan obat.
Proganil,
dimanakah engkau proganil?
Klorokuin,
ke mana engkau pergi?
Apakah
engkau masih menuda
kunjunganmu
ke parasit leptospirosis,
doxycycline?
Semoga
cepat sembuh, ya buuu.
Supaya
ibu menohok sagu
dengan
bugar di badan.
Tapi,
ibu termasuk perempuan
yang
kondisi fisiknya
bagus.
Kalau
tidak, ibu sudah
lama
ditusuk
jarum infus di kota.
Ada
pepatah mengatakan,
lebih
baik mencegah daripada
mengobati
:
Jam
tidur jangan biarkan terulur
Makan
teratur, jangan biarkan dia tergusur.
Mandi
tengah malam, okelah kalau hanya semalam.
Malaria
paling suka,
kalau
kita kosongkan
perut.
Tidur
larut
malam,
kepada
kita dia bilang salut.
Kalau
kita tiba-tiba merasa :
kecerdasan
otak di atas angin,
mandi
malam tidak masuk angin,
perut
kosong terasa kenyang,
tidur
tidak mengantuk tidak ,
mungkin
itu gejala malaria.
Tapi
tak usah takut. Malaria juga punya hati
Sebenarnya
dia sayang pada kita.
Hanya,
dia tak mampu melawan kebiasaannya.”
Sausapor,
15012015
Osratus
Protes yang Tersulut Salut pada Perempuan Laut
“
Dut, dut…. Drudut, drudut. Umpan imut
terpagut
ikan cucut penuhi
kebutuhan
perut?
Lihatlah,
perempuan laut!
Dia
cemberut.
Dia
bilang, engkau curang.
Engkau
bilang, padanya
engkau
sayang.
Tapi
mengapa padanya engkau tarik insang?
Apakah
menurutmu, engkau curang?
Menurutku
engkau
tidak curang, ibu.
Maka,
bicaralah. Kalau tak mau, ya sudah.
Telah
kutanya pada hiu dan
lumba-lumba.
Kata
mereka,
justru
ibu yang telah berribu kali
dicurangi.
Cumi-cumi
dan tengiri
juga
bilang padaku,
bahwa
dirimu perempuan laut yang
karena
kebaikanmu,
seluruh
biota laut
menjadikanmu
sebagai ibu angkat.
Mereka
salut padamu,
aku
juga salut padamu,
hai
penggayuh perau yang tangguh.
Mengapa
si ikan cucut tiruan itu
tega
permainkan dirimu, ibu?”
Sausapor,
15012015
Osratus Sutarso lahir
di Purbalingga (Jawa
Tengah), 8 Maret 1965. Tahun 1981, disamping penyair juga aktif menulis di beberapa media cetak, penyair
ini tinggal di Sorong Papua Barat.